(Doc-Fakta Indo)
Jakarta, mediasatu.co.id – Sebelumnya Satpol PP sempat menertibkan sejumlah pengungsi dan pencari suaka asing. Namun, mereka akhirnya kembali mendirikan tenda di trotoar depan kantor UNHCR (Badan PBB untuk Urusan Pengungsi) di Jakarta Selatan. Mereka beranggapan bahwa UNHCR telah menelantarkan mereka, terutama dalam hal dukungan finansial serta pemenuhan kebutuhan dasar.
Muhammad Amin (29), pengungsi asal Rohingya, Myanmar, mengungkapkan kesulitan yang ia alami. “Kadang saya enggak makan. Itu bisa tiga hari. Kalau pun makan, paling makan roti atau makanan ringan yang dapat dari orang-orang yang melintas,” jelasnya.
Bersama pengungsi lain, ia merasa terabaikan akibat tidak adanya bantuan yang berkelanjutan dari UNHCR. Hassan (45), pengungsi asal Afghanistan, juga mengeluhkan sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia karena ketiadaan status legalitas.
“Pemerintah tidak memberikan kami kartu identitas, kartu identitas ini kami dapatkan dari UNHCR dan kami hanya mengenal atau tahu UNHCR. Jadi, kami akan kembali ke sana dan ini adalah tanggung jawab mereka untuk menentukan langkah selanjutnya,” tambahnya.
Isu ini kembali menyoroti tantangan dalam menangani pengungsi di Indonesia, di mana mereka sering kali mengalami ketidakpastian hukum serta kesulitan mengakses kebutuhan dasar. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak UNHCR terkait keluhan para pengungsi tersebut.