(Doc-Fakta Indo)
Jakarta, mediasatu.co.id – Pemblokiran besar-besaran terhadap rekening dormant oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mulai menunjukkan dampak signifikan. Menurut Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, nilai deposit judi online menurun drastis dalam dua bulan terakhir. Pada April 2025, total deposit mencapai lebih dari Rp 5 triliun. Namun, pada Juni 2025, jumlah itu merosot hingga tersisa sekitar Rp 1 triliun, lebih dari 70%.
“Dari Rp 5 triliun lebih menjadi hanya Rp 1 triliun lebih,” ujarnya, pada Kamis (31/7/2025).
Penurunan tajam juga tercermin dalam frekuensi transaksi. Jika pada April tercatat 33,23 juta transaksi, maka di Juni hanya tersisa 2,79 juta transaksi. Ivan menyebut ini sebagai perkembangan positif. “Ini kan semua hasil positif, sesuai Asta Cita dan Indonesia Emas,” tambahnya.
Ivan juga mengungkap bahwa PPATK menerima banyak protes dari pemilik rekening yang mengalami pemblokiran. Namun, setelah ditelusuri, mayoritas rekening tersebut ternyata digunakan untuk aktivitas ilegal, khususnya penampungan dana dari judi online.
“Setelah kami cek ternyata alasan pembekuan bukan karena dormant, tetapi karena murni rekening penampungan hasil pidana. Mayoritas judi online (judol),” jelasnya.
Ivan menegaskan, pemblokiran ini membuat rekening dormant lebih terlindungi dan menyulitkan pelaku kriminal untuk mencari akun pasif yang bisa mereka salah gunakan. “Yang pusing sekarang pelaku pidana. Cari rekening tidur buat mere salah gunakan jadi makin susah,” katanya. (Red).