(Doc-Pinterest)
Jakarta, mediasatu.co.id — Meskipun mendapat kritik dari Amerika Serikat, Indonesia menegaskan akan terus memperluas sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) ke sejumlah negara. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa pengembangan QRIS telah mengikuti standar global yang juga digunakan oleh perusahaan internasional seperti Visa dan MasterCard.
“Negara mana saja yang saat ini sudah bisa? Singapura, Malaysia dan Thailand. QRIS juga akan segera terhubung dengan sistem pembayaran di Jepang, India, Korea Selatan, Tiongkok dan Arab Saudi,” ucapnya, pada Kamis (24/4/2025).
Sebelumnya, Amerika Serikat menyampaikan kritik melalui laporan tahunan National Trade Estimate (NTE) 2025. Dalam laporan tersebut, AS menuduh pengembangan QRIS tidak inklusif karena tidak melibatkan perusahaan asing, khususnya asal AS, dalam proses pembuatannya. Mereka juga mengeluhkan minimnya akses informasi dan peluang untuk memberikan masukan terhadap sistem ini.
Namun Perry menegaskan, perluasan QRIS merupakan wujud komitmen Indonesia dalam memperkuat kedaulatan sistem pembayaran nasional. Menurutnya, QRIS memberi manfaat besar dalam menurunkan biaya transaksi, memperluas inklusi keuangan dan membantu UMKM mengakses layanan pembayaran digital dengan lebih efisien.
Menurutnya, kita tidak bisa terus bergantung pada jaringan internasional yang sering kali membebani biaya tinggi. Dengan QRIS, kita punya sistem sendiri yang lebih mandiri dan efisien.
Ia menilai langkah ini strategis untuk memperkuat konektivitas sistem keuangan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia. Sekaligus membuka peluang lebih luas bagi pelaku usaha kecil dan menengah di dalam negeri untuk bersaing secara global. (Red).