(Doc-Istimewa)
Gaza, mediasatu.co.id – Dalam 24 jam terakhir, 6 orang di Gaza meninggal dunia akibat kekurangan gizi. Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan hal tersebut pada Minggu (27/7/2025). Korban jiwa akibat kelaparan dan malnutrisi sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023 kini telah mencapai 133 orang. Dengan 87 di antaranya adalah anak-anak.
Kematian terbaru terjadi setelah penghentian bantuan kemanusiaan oleh Israel sejak awal Maret lalu, yang memperparah krisis pangan di wilayah tersebut. Kelompok-kelompok bantuan menyebut sekitar 2,2 juta penduduk Gaza mengalami kelaparan parah pekan lalu.
Israel sendiri membantah adanya kelaparan di Gaza dan menyatakan penghentian bantuan sebagai upaya menekan Hamas agar menyerahkan puluhan sandera. Namun, klaim tersebut menuai kecaman luas dari komunitas internasional.
Sedikitnya 25 negara, termasuk Kanada, Inggris, dan Prancis, mengecam keras hambatan dalam pengiriman bantuan. Negara-negara tersebut menyerukan akses bantuan tanpa batas sebagai langkah penyelamatan jiwa warga sipil.
Di tengah tekanan global, militer Israel kemudian mengumumkan jeda harian operasi militer di beberapa wilayah Gaza. Penghentian berlangsung dari pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat. Kemudian, dibukanya jalur aman untuk truk bantuan dari pukul 06.00 hingga 23.00. Badan Bantuan Pangan PBB (WFP) menegaskan bahwa persetujuan cepat dari otoritas Israel sangat penting agar distribusi bantuan bisa segera berlangsung.
Kepala Bantuan PBB, Tom Fletcher, menyambut langkah pelonggaran pembatasan oleh Israel. “Ini kemajuan, tetapi bantuan dalam jumlah besar masih kita butuhkan untuk mencegah kelaparan dan krisis kesehatan yang parah,” ujarnya.
Menurut Fletcher, lebih dari 100 truk bantuan telah menunggu di penyeberangan dan siap mereka kirimkan ke dalam wilayah Gaza. Namun, keberhasilan pengiriman tetap bergantung pada kondisi di lapangan dan kesiapan koordinasi antara pihak terkait. (Red).
