(Doc-Fakta Indo)
Jakarta, mediasatu.co.id – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti kesalahan strategi kebijakan fiskal dan moneter di masa lalu yang menekan likuiditas nasional. Ia menyebut dampaknya terasa pada 2023–2024, bahkan sempat kembali menghantam perekonomian pada pertengahan 2025.
Empat bulan pertama tahun ini, uang beredar sempat tumbuh, mencapai 7% pada April. Namun, tren positif itu tak bertahan lama. Pada Mei, likuiditas mulai menurun, hingga akhirnya terjun ke 0% pada Agustus 2025.
Menurut Purbaya, salah satu pemicu utama adalah pemerintah yang rajin menarik pajak tetapi lambat membelanjakan anggaran. Dana yang terkumpul menumpuk di Bank Indonesia dan tidak segera kembali ke masyarakat. “Pemerintah karena terlambat membelanjakan anggaran, membelanjakan APBN-nya, uangnya kan tetap di bank sentral, rajin narik pajak, enggak apa masuk ke bank sentral kalau dibelanjakan lagi, enggak apa, tapi kan enggak. Kita santai-santai kering sistemnya, bank sentral kita juga sama,” ungkapnya saat rapat kerja Komisi XI DPR RI, Kamis (11/9/2025).
Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut membuat sistem keuangan nasional kian tertekan karena suplai dana di masyarakat tidak lancar.
