(Doc-Tirtoid)
Beijing, mediasatu.co.id — Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali memuncak setelah Presiden China, Xi Jinping mengumumkan kebijakan tarif impor sebesar 125% terhadap seluruh produk asal Amerika Serikat. Pihak China mengungkapkan hal ini pada Kamis (10/4/ya 025). Kemhdian, akan mulai berlaku pada Sabtu (12/4/2025).
Kebijakan tersebut merupakan respons langsung terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya menaikkan tarif impor terhadap produk China hingga 145%. Langkah saling balas ini memperburuk situasi perang dagang yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
Dalam konferensi pers hariannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyampaikan pernyataan tegas. “Jika perang adalah yang Amerika Serikat inginkan, entah itu perang tarif, dagang atau bentuk perang lainnya, kami siap berperang hingga akhir.” ujarnya pada Kamis (10/4/2025). Ia menegaskan bahwa China tidak akan mundur ataupun terintimidasi oleh kebijakan perdagangan AS yang agresif.
Sementara itu, Presiden Trump menunjukkan perubahan sikap yang mencolok. Meski sebelumnya melontarkan kebijakan keras yang memicu ketegangan, Trump kini menyatakan keinginannya untuk melakukan mediasi.
Dalam pernyataannya pada hari yang sama, ia menyebut ingin bekerja sama dengan Presiden Xi Jinping dan mengaku memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap pemimpin China tersebut.
Konflik dagang ini khawatir akan berdampak besar terhadap perekonomian global, mengingat kedua negara merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Para analis memperkirakan bahwa jika ketegangan terus berlanjut, harga komoditas dan barang konsumsi bisa melonjak. Hal ini dapat mengganggu rantai pasokan secara internasional. (Red).
