(Doc-Pinterest)
Jakarta, mediasatu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan harga kelapa di pasar domestik. Hal tersebut karena penurunan stok di dalam negeri akibat oleh lebih banyaknya pengusaha yang memilih untuk melakukan ekspor kelapa bulat. Peristiwa ini terjadi karena harga kelapa untuk ekspor lebih tinggi daripada harga jual dalam negeri.
Ia menyatakan bahwa kementeriannya telah menggelar pertemuan dengan pelaku industri kelapa dan eksportir untuk membahas masalah harga kelapa yang terus naik. Hasil dari pertemuan tersebut menunjukkan bahwa banyak pengusaha yang lebih memilih untuk mengalihkan stok kelapa mereka ke pasar internasional.
“Kan ini mahal, karena ekspor ya. Harga ekspor memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri. Karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri,” ungkapnya, pada Kamis (17/4/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, pihaknya bersama pelaku industri kelapa dan eksportir berusaha mencari solusi terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak. Mereka tetap mempertimbangkan kebutuhan pasar domestik.
“Biar nanti ada kesepakatan yang lebih baik. Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan. Tetapi harga tentunya juga kalau murah kan, petani dan eksportir kan enggak mau. Jadi nanti kami cari kesempatan yang lebih baik,” imbuhnya.
Kementerian Perdagangan berharap dapat menemukan keseimbangan antara kebutuhan pasar domestik dan kepentingan eksportir. Selain itu, juga memastikan agar harga kelapa tetap adil bagi para petani dan konsumen di Indonesia. (Red).
