(Doc-Istimewa)
Tapanuli Tengah, mediasatu.co.id – Di tengah kelangkaan bahan makanan pasca banjir dan longsor di Sibolga serta Tapanuli Tengah, seorang warga mengaku menjarah tiga bungkus mie instan dari minimarket. Ia meminta maaf dan menyatakan tindakannya itu ia lakukan demi memberi makan anaknya yang kelaparan. Warga tersebut berjanji akan mengganti barang yang ia ambil ketika keadaan membaik.
Bencana yang memutus akses jalan utama selama lima hari membuat distribusi pangan terhenti. Harga kebutuhan pokok melonjak drastis, sementara pasokan menipis. Situasi menjadi semakin parah oleh pemadaman listrik total dan hilangnya jaringan telekomunikasi yang membuat warga tidak dapat mengambil uang dari ATM.
“Telur Rp15 ribu sebutir, cabai Rp200 ribu per kg. Apalagi gak ada tempat ambil uang, uang kami udah pada habis, makanya semua ujungnya menjarah,” ungkap Syakila, salah satu warga.
Sementara itu, bantuan logistik tahap kedua sebanyak 5,5 ton telah tiba di Bandara Pinangsori. Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, menjelaskan bahwa hingga Minggu (30/11/2025) akses darat menuju Sibolga masih terputus, sehingga jalur udara dan laut menjadi alternatif distribusi. Pemerintah juga mengirimkan tiang listrik melalui pesawat Hercules untuk mempercepat pemulihan listrik di wilayah terdampak. (Red).


















