(Doc-Pinterest)
Bekasi, medisatu.co.id — DMH (16), siswa kelas 3 SMP di Kota Bekasi, menjadi korban penganiayaan oleh anak kepala sekolahnya sendiri, yang saat ini sudah berstatus siswa SMA. Insiden ini terjadi tak lama setelah DMH mengunggah kritik terbuka di media sosial mengenai dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di sekolahnya.
Peristiwa pemukulan tersebut terjadi pada Senin (19/5/2025), ketika korban tengah mengikuti ujian sekolah. Ia mengaku bahwa pelaku tiba-tiba datang ke ruang ujian sambil berteriak, lalu memukul bagian kepala dan wajahnya.
“Dia langsung tonjok kening saya, kepala saya kebentur tembok. Terus dia tonjok lagi bagian rahang. Sekarang saya sulit membuka mulut,” ujarnya, pada Kamis (22/5/2025).
Korban menjelaskan bahwa ia hanya ingin menyuarakan keprihatinan atas kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana bantuan tersebut. Menurut pengakuannya, dari dua kali pencairan dana PIP masing-masing sebesar Rp750.000, ia tidak menerima secara utuh karena adanya potongan dari pihak sekolah.
“Yang pertama langsung masuk ke SPP, saya nggak lihat wujud uangnya. Yang kedua dipotong Rp150 ribu,” ungkapnya.
Namun, pelaku menganggap unggahan kritik itu sebagai pencemaran nama baik oleh pihak sekolah. Sehingga, memicu terjadinya kekerasan terhadap korban.
Keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor laporan LP/B/1095/2025/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota. Saat ini, polisi sedang melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak.
Pihak sekolah hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Sementara itu, kepolisian masih mengumpulkan keterangan saksi dan barang bukti untuk mendalami kasus ini lebih lanjut . (Red).
